Ahad 30 Jan 2022 10:05 WIB

10 Warga Gedangsari Gunungkidul Diduga Terpapar Antraks

Dugaan kasus antraks ini bermula adanya sapi milik seorang warga mati mendadak.

Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.
Foto: daily mail
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membenarkan adanya 10 warga Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, diduga terpapar antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang mati dan disembelih.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widyastuti, membenarkan adanya dugaan antraks di Kecamatan Gedangsari. "Setelah kami mendapatkan laporan, kami langsung melakukan pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium. Hasil pengujian sampel belum keluar,” kata Retno, Sabtu (29/1/2022).

Hal yang sama disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Abdul Azis yang mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait dugaan penyebaran antraks di Gedangsari. Dinkes bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah menindaklanjuti laporan ini dilakukan upaya penanggulangan secara bersama-sama sesuai dengan ketugasan yang dimiliki.

"Untuk kepastian kasus juga sudah diambil sampel mulai dari darah warga, tanah hingga contoh daging yang masih tersisa,” katanya. Azis menambahkan Dinkes sudah memberikan obat-obatan kepada warga yang bergejala.

Selain itu, juga sudah dilakukan pelacakan kasus untuk mengurangi risiko penyebaran yang lebih luas. "Kepastian masih menunggu hasil uji laboratorium. Tapi, upaya penanggulangan juga sudah dilakukan,” ujarnya.

Kepala Desa Hargomulyo, Sumaryanta mengatakan, kronologis dugaan kasus antraks ini bermula adanya sapi milik salah seorang warga yang mati secara mendadak pada Kamis (19/1). Sebanyak 65 orang iuran masing-masing Rp 100 ribu untuk kemudian diberikan diserahkan kepada pemilik sapi, sebagai ganti rugi.

Selanjutnya, daging sapi tersebut dibagikan kepada warga yang ikut iuran. Ada 30 warga yang telah mengonsumsi daging sapi ini.

"Dari jumlah tersebut 10  orang mengalami gejala seperti penyakit antraks mulai dari meriang hingga bagian tangan melepuh karena luka. Terhadap 10 warga tersebut sudah diberikan penanganan dan sudah diambil sampel untuk kepastian penyakit yang diderita,” kata dia.

Selain pengambilan sampel untuk uji laboratorium, sisa daging yang belum diolah juga sudah dimusnahkan dengan cara dibakar. “Kami berharap kepada warga yang mengalami gejala segera ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement