Rabu 12 Jan 2022 11:49 WIB

PTM 100 Persen di Surabaya Dipastikan Telah Disetujui Wali Murid

Untuk tingkat SD, pelaksanaan PTM 100 persen belum bisa dilaksanakan secara penuh.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah pelajar menjalani tes suhu badan sebelum masuk sekolah di SDN Klampis Ngasem I, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Pemkot Surabaya mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di tingkat PAUD, TK, SD dan SMP yang digelar dalam dua sesi menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah pelajar menjalani tes suhu badan sebelum masuk sekolah di SDN Klampis Ngasem I, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Pemkot Surabaya mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di tingkat PAUD, TK, SD dan SMP yang digelar dalam dua sesi menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh memastikan, pelaksanaan Pembelajar Tatap Muka (PTM) 100 persen di Kota Surabaya telah mendapat persetujuan dari wali murid atau orang tua siswa. Yusuf menjelaskan, total ada 661 sekolah yang menjalanlan PTM 100 persen di Surabaya. Terdisi dari 285 SD Negeri dan 376 SD Swasta.

"Untuk tingkat SMP, ada sebanyak 331 sekolah dengan 63 SMP Negeri dan 268 SMP Swasta," kata Yusuf di Surabaya, Rabu (12/1).

Baca Juga

Yusuf menerangkan, untuk tingkat SD, pelaksanaan PTM 100 persen belum bisa dilaksanakan secara penuh, karena masih ada sebagian siswa yang belum mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun. Ditambah, adanya penyesuaian terhadap siswa yang memiliki penyakit penyerta.

Yusuf juga memastikan pihaknya bakal menggelar tes swab rutin bagi pelajar, dalam upaya mencegah timbulnya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah. Ia melanjutkan, untuk tes swab acak atau sampling itu mengikuti kondisi dan akan didampingi oleh Dinas Kesehatan Surabaya.

"Minimal nanti dilakukan per wilayah. Untuk pelaksanaanya akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan Dinkes," kata dia.

Pada pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku akan tetap melakukan pengawasan dan antisipasi di lingkungan sekolah. Salah satunya adalah meminta peran dari para tenaga pengajar, untuk memperhatikan dan memahami kondisi setiap siswanya.

"Anak itu terlihat dari perilakunya setiap hari. Contohnya biasanya lincah tapi kok tidak lincah. Jadi terlihat dari kondisi fisik tersebut, maka guru harus mengetahui hal itu," ujarnya.

Yusuf meminta kepada setiap sekolah untuk membuat suasana proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Seperti dengan memberikan relaksasi kepada para siswa. "Untuk SD-SMP bisa melakukan relaksasi dalam bentuk yang lainnya, misalnya senam. Karena relaksasi itu harus menyenangkan" kata dia.

Selanjutnya, terkait evaluasi pelaksanaan PTM 100 persen di Kota Surabaya, Yusuf mengaku pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Dinkes dan Pakar Epidemiologi. Rapat koordinasi yang digekar membahas terkait perkembangan PTM 100 persen.

"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk anak-anak di Kota Surabaya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement