Kamis 30 Sep 2021 17:09 WIB

Kementan Targetkan Ekspor 2.500 Ton Sarang Burung Walet

Perlu adanya kolaborasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh stakeholder.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kementan Targetkan Ekspor 2.500 Ton Sarang Burung Walet (ilustrasi).
Foto: istimewa
Kementan Targetkan Ekspor 2.500 Ton Sarang Burung Walet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 2.500 ton sarang burung walet diekspor di 2024. Untuk mencapai target ini, Inspektur IV, Inspektorat Jenderal Kementan, IGMN Kuswandana mengatakan, pihaknya akan melakukan pembangunan sistem pengendalian intern terkait dengan peningkatan produksi dan ekspor sarang burung walet.

"Tahun 2024 kurang lebih sekitar 2.500 ton sarang burung walet (diekspor), itu harus dicapai bagaimanapun," kata Kuswandana di sela-sela workshop yang digelar di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort, Kamis (30/9).

Ia menyebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama dalam meningkatkan ekspor sarang burung walet. Mulai dari masalah regulasi, pemberdayaan peternak sarang burung walet, kurangnya sarana dan prasarana, laboratorium, tata kelola distribusi hingga perpajakan.

"Intinya bagaimana kita melakukan pengendalian intern terkait dengan sarang burung walet, untuk memastikan seluruh kegiatan khususnya ekspor bisa dicapai secara efektif, efisien dan taat terhadap peraturan," ujarnya.

Untuk itu, katanya, perlu adanya kolaborasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh stakeholder terkait dalam pengembangan produksi dan ekspor sarang burung walet. Baik itu dengan Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan hingga pemerintah daerah.

"Yang harus dicapai adalah sarang burung walet yang berkualitas, ini menjadi modal bagi kita semua. Mentan menyebut sarang burung walet harus menembus dunia," jelas Kuswandana.

Penguatan kualitas sarang burung walet agar menjadi nilai tambah juga dilakukan. Termasuk pengembangan peternak burung sarang walet.

Koordinator Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Boetdhy Angkasa mengatakan, di 2022 pihaknya melakukan penguatan terhadap peternak di daerah-daerah penghasil sarang burung walet.

Seperti di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Pihaknya juga sudah mengeluarkan SNI sebagai acuan bagi peternak untuk mengolah sarang burung walet yang sesuai dengan standar negara tujuan ekspor.

"Ekspor ke Cina, kita berkoordinasi erat supaya penguatan itu bisa tercapai. Satu pekan lalu kita mengeluarkan SNI untuk sarang burung walet yang bersih, mudah-mudahan ini menjadi suatu regulasi yang bisa membantu peternak untuk bisa maju dan bisa diharmonisasikan dengan negara lain," kata Boetdhy.

Pihaknya juga mendorong agar Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat diserap oleh peternak sarang burung walet. Melalui pemanfaatan KUR, diharapkan dapat memberdayakan peternak serta meningkatkan produksi sarang burung walet.

"Dengan bunga yang enam persen, kita coba usulkan bisa dikurangi jadi tiga persen supaya ada gairah dari peternak untuk meningkatkan rumah waletnya dan ending-nya produksinya juga bisa meningkat. Tentunya kita juga supporting dalam rangka penguatan SDM-nya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement