Senin 06 Sep 2021 19:46 WIB

Wali Kota Klaim PTM di Surabaya Berjalan Sesuai Aturan

Evaluasi tak hanya dilakukan kepada lembaga pendidikan yang melaksanakan PTM.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Guru melakukan absensi saat uji coba pembelajaran tatap muka terbatas (ilustrasi).
Foto: ANTARA/FAUZAN
Guru melakukan absensi saat uji coba pembelajaran tatap muka terbatas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama di beberapa sekolah di Kota Pahlawan, Senin (6/9). Eri mengaku, pelaksanaan PTM di Surabaya telah sesuai Inmendagri dan SKB 4 Menteri. Setiap sekolah yang menjalankan PTM juga dipastikan telah menyediakan pembelajaran melalui hybrid.

"Tinjauan ke sekolah-sekolah ini untuk memastikan proses PTM itu bisa berjalan sesuai dengan Inmendagri," kata Eri. Eri pun mengingatkan Satgas Covid-19 Sekolah agar tak henti-hentinya mengingatkan peserta didik supaya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi setiap hari kepada 15 lembaga pendidikan jenjang SMP yang telah melaksanakan PTM. Setiap lembaga pendidikan ini diwajibkan mengirimkan video suasana PTM kepada Dispendik Surabaya.

"Kita lakukan evaluasi setiap hari pelaksanaan PTM di Surabaya. Tim dari Dispendik juga setiap hari turun ke sekolah. Selain itu, mereka (pihak sekolah) setiap hari juga wajib mengirimkan video PTM sebagai bahan evaluasi ke depannya," kata Supomo.

Supomo menyebut, evaluasi tak hanya dilakukan kepada lembaga pendidikan yang melaksanakan PTM. Tapi, juga berlaku bagi sekolah yang masih melaksanakan simulasi. "Kita evaluasi juga yang melaksanakan simulasi. Baik itu SD atau SMP yang simulasinya berjalan baik, akan ditingkatkan ke PTM," ujarnya.

Kepala SMP 17 Agustus Surabaya, Wiwik Wahyuningsih menambahkan, tidak mudah menyiapkan PTM di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Apalagi, pelajar yang mengikuti PTM juga harus melalui persetujuan orang tua.

"Memang untuk PTM ini tidak semudah yang diperkirakan. Kami sendiri sudah berkali-kali melakukan simulasi itu pun tidak mudah, karena komitmen dari orang tua juga harus sanggup antar jemput anaknya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement