Senin 09 Aug 2021 16:24 WIB

PPKM Level 4, Mobilitas di Permukiman DIY Masih Tinggi

Mobilitas di permukiman masih pada angka 16 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Tukang becak menunggu penumpang di sudut kota Yogyakarta, Selasa (3/8). Tukang becak menjadi salah satu bagian terdampak cukup parah selama PPKM Darurat diberlakukan. Pasalnya, mereka biasanya berharap dari wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata atau membeli oleh-oleg. Imbas sepinya wisatawan banyak becak yang dibiarkan oleh pemilik di beberapa sudut kota Yogyakarta. Jika tidak ada sama sekali pengunjung, mereka berharap dari dermawan yang memberikan bantuan untuk bertahan hidup.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tukang becak menunggu penumpang di sudut kota Yogyakarta, Selasa (3/8). Tukang becak menjadi salah satu bagian terdampak cukup parah selama PPKM Darurat diberlakukan. Pasalnya, mereka biasanya berharap dari wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata atau membeli oleh-oleg. Imbas sepinya wisatawan banyak becak yang dibiarkan oleh pemilik di beberapa sudut kota Yogyakarta. Jika tidak ada sama sekali pengunjung, mereka berharap dari dermawan yang memberikan bantuan untuk bertahan hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mobilitas masyarakat DIY di lingkup permukiman masih cukup tinggi hingga berakhirnya PPKM level 4, Senin (9/8) ini. Koordinator Satgas Penanganan Covid-19 DIY Bidang Keamanan dan Penegakan Hukum, Noviar Rahmad mengatakan, mobilitas di permukiman masih pada angka 16 persen.

Sehingga, penurunan mobilitas di kawasan permukiman masih harus terus dilakukan. Pasalnya, penyebaran Covid-19 di DIY masih didominasi di lingkungan keluarga dan tetangga.

Noviar menyebut, pihaknya pun mengoptimalkan Jaga Warga. Jaga Warga sendiri sudah dibentuk di masing-masing kelurahan di DIY.

"(Langkah strategis menurunkan mobilitas masyarakat di permukiman dengan) Mengoptimalkan fungsi Jaga Warga," kata Noviar kepada Republika melalui pesan tertulisnya, Senin (9/8).

Secara keseluruhan, mobilitas masyarakat di DIY sempat turun di angka 30 persen, bahkan di atas 40 persen selama penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4. Namun, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan, penurunan mobilitas tersebut saat ini malah turun di angka 10-20 persen.

"Penurunan mobilitas di DIY yang awalnya sudah mencapai 20-30 persen, kini menurun di angka 10-20 persen," katanya.

Walaupun begitu, PPKM ini dinilai masih menunjukkan hasil yang positif dengan turunnya tren kasus baru Covid-19 di DIY. Hal ini juga menunjukkan penurunan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.

"Tren kasus dan perawatan di rumah sakit juga sudah menunjukkan penurunan," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga sudah menyebut bahwa mobilitas masyarakat sudah turun di angka 41 persen selama penerapan PPKM darurat hingga PPKM level 4. Namun, mobilitas di malam hari masih terbilang tinggi.

Hal ini menjadi perhatian Pemda DIY untuk terus menurunkan mobilitas masyarakat. Sehingga, penyebaran Covid-19 dapat semakin ditekan mengingat penambahan kasus positif yang saat ini masih di atas seribu kasus baru per hari.

"Malam itu di jalan lebih tinggi (mobilitasnya) dari pada di waktu siang, kita harus menurunkan itu," kata Sultan.

Selain itu, mobilitas masyarakat selama PPKM ini juga meningkat di lingkup permukiman. Dengan begitu, potensi penularan Covid-19 di permukiman juga masih tinggi.

"(Mobilitas) Di lingkungan (permukiman) ini apakah ada tamu dari luar atau main ke rumah tetangga, tapi kan (artinyawarga) tidak di rumah. Berarti disitu ada penularan antara RT, antar RW," ujar Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement