Jumat 30 Jul 2021 16:00 WIB

Icon-TINE UMM Diharapkan Jadi Cara Kembangkan Bidang Teknik

Konferensi ini menjadi langkah yang baik dalam menjaga tradisi akademis.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar International Conference on Technology, Informatics, and Engineering (ICon-TINE) 2021. 
Foto: dok. Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar International Conference on Technology, Informatics, and Engineering (ICon-TINE) 2021. 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar International Conference on Technology, Informatics, and Engineering (ICon-TINE) 2021. Agenda yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknik (FT) ini dilangsungkan Rabu (28/7) lalu.

Wakil Rektor I UMM, Prof Syamsul Arifin mengatakan, FT UMM memiliki berbagai kegiatan internasional, salah satunya Icon-TINE. Menurutnya, konferensi ini menjadi langkah yang baik dalam menjaga tradisi akademis dan ilmu pengetahuan.

Sebab itu, dia mengapresiasi panitia dan dekanat yang sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelenggarakan agenda tersebut sekalipun masih berada di tengah pandemi. Syamsul berharap Icon-TINE bisa menjadi gelaran yang mampu mengembangkan sains, utamanya dalam bidang teknik.

Selain juga bisa menjadi forum komunikasi para akademisi terkait penelitian dan riset yang sudah dilakukan. “Dengan begitu, teman-teman lain juga bisa memberikan saran, kritik, serta masukan agar penelitian yang sudah terlaksana bisa diperbaiki dan menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Pada kesempatan sama, Prof Taufik dari California Polytechnic University State menerangkan terkait Direct Current (DC) House System for Future Homes and Off-grid Electrical System dalam materinya.  Menurutnya, sistem DC memiliki banyak keuntungan dalam penggunaan sehari-hari.

Selama ini, pengaliran listrik ke berbagai pemukiman dilakukan dengan sistem Alternating Current (AC) dari Pembangkit Listrik.  Namun saat listrik disalurkan ke elektronik, listrik AC perlu dikonversi menjadi DC oleh adaptor.

Menurut Taufik, proses ini kurang efisien karena membuang banyak energi. "Sebaliknya, jika mengaplikasikan sistem DC, maka kita bisa langsung menyalurkan listrik tanpa mengubah serta membuang energi," jelasnya.

Ia juga mengatakan, sistem ini akan meningkatkan penggunaan energi terbarukan terutama dari panel surya. Sistem ini juga akan memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk merasakan layanan listrik meskipun berada di pedalaman.

Dengan demikian, rumah masa depan akan memiliki sumber tenaga sendiri tanpa bergantung pada pembangkit listrik skala besar.  "Meski begitu, sistem ini masih perlu pengembangan lebih lanjut dengan berbagai disiplin ilmu berbeda. Salah satu yang kami kembangkan adalah dalam aspek software," kata Taufik.

Sementara itu, Assoc Prof Yasuhiro Mizutani dari Osaka University Jepang membahas tentang High Speead-High Resolution Ghost Imaging with Deep Learning. Alih-alih menggunakan mega pixel, Ghost imaging memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar menggunakan single pixel.

Dengan begitu, ukuran yang tadinya cukup besar bisa ditekan menjadi lebih kecil.  “Tentu aspek ini akan sangat berguna, utamanya di era industru 4.0 saat ini,” jelasnya.

Selain itu, sistem ini juga memiliki kelebihan lain. Sebut saja hasil ukuran yang lebih kecil serta deteksi yang tergolong cepat. Ditambah lagi dengan sensitivitas yang cukup tinggi sehingga memudahkan dalam mengambil gambar. Adapula kelebihan lain dari sistem ini adalah fleksibilitas pada panjang gelombang.

Selanjutnya, Prof Ilyas Masudin dari UMM membahas mengenai Food Cold Chain in Indonesia During the Covid-19 Pandemic: Current Situation and Mitigation. Menurut Ilyas, food cold chain termasuk sistem distribusi makanan di mana produk diurus dengan temperatur yang sesuai mulai dari proses panen hingga proses konsumsi masyarakat.

Sistem ini membutuhkan fasilitas untuk bisa menyimpan makanan di berbagai kondisi, salah satunya  dengan suhu rendah. Di samping itu, kata dia, bisnis food cold chain memiliki potensi yang besar untuk Indonesia, baik di sektor perikanan, peternakan, industri pangan, bahkan farmasi.

Meskipun begitu, serangan pandemi membuat bisnis tersebut harus segera beradaptasi dan melakukan strategi baru khususnya dalam hal teknologi.  “Langkah-langkah tersebut diambil untuk meminimalisir food loss serta food waste,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement