Rabu 09 Jun 2021 18:55 WIB

Muslim di Kingston: Islamofobia Telah Mengakar di Kanada

Komunitas Muslim Kanada meminta pemerintah melakukan banyak upaya melindungi mereka.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Anggota Selamati meletakkan bunga tanda berduka di lokasi penabrakan keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada, 7 Juni 2021. Polisi mengatakan serangan tersebut merupakan kejahatan kebencian anti-Islam.
Foto: REUTERS/Carlos Osorio
Anggota Selamati meletakkan bunga tanda berduka di lokasi penabrakan keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada, 7 Juni 2021. Polisi mengatakan serangan tersebut merupakan kejahatan kebencian anti-Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Serangan anti-Islam yang telah menewaskan keluarga Muslim di kota London, Ontario, Kanada, telah menuai keprihatinan banyak pihak. Rasa dan ungkapan belasungkawa juga datang dari komunitas Muslim di Kingston, kota di Ontario Timur.

Masyarakat Islam Kingston dan juga di seluruh negeri meminta pemerintah untuk melakukan lebih banyak upaya untuk melindungi mereka. Seruan itu salah satunya disampaikan oleh Imam Abubakar Mulla.

Baca Juga

"Semua kehidupan adalah suci, dan ketika nyawa tak berdosa diambil, maka pemerintah setempat kami, serta pemerintah federal kami, Perdana Menteri kami yang terhormat Justin Trudeaum, kita perlu mengambil sikap yang lebih kuat daripada hanya sekedar pernyataan dan kecaman," kata Imam Mulla, dilansir di Global News, Rabu (9/6).

Imam Mulla mengungkapkan bahwa ia ingin pergi jalan di jalan-jalan Kingston dan di manapun, dan merasa aman sebagai seorang Muslim. Empat dari lima anggota keluarga Muslim tidak selamat dari serangan itu. Sementara seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun terluka parah dan kini tengah menjalani pemulihan di rumah sakit.

Polisi kota London mengatakan, ada bukti bahwa serangan tersebut direncanakan dan dimotivasi oleh kebencian. Direktur School of Religion di Queen's University, Adnan Husain, ikut menyelenggarakan salah satu perkuliahan pertama di Kanada yang didedikasikan untuk Islamofobia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement